Suku Dayak Bakati' - Suku Dayak Kalimantan Barat



ILMU BUDAYA DASAR

SUKU DAYAK KALIMANTAN BARAT
“Suku Dayak Bakati'”
DISUSUN OLEH:
NAMA:  MELTHA ALHIDAYA PUTRA
NPM:  56414585
KELAS:  1IA02
DOSEN:  SRI WULANDARI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015



Bab I
Pendahuluan


Sejarah Suku Dayak Bakati
Suku Dayak Bakati' (Bekati'), tersebar di 7 kampung, yang berada di wilayah kabupaten Bengkayang dan kabupaten Sambas provinsi Kalimantan Barat. Pada masa lalu suku Dayak Bakati' juga terkenal dengan tradisi "kayau" atau"mengayau". Nenek moyang mereka berasal dari Pemagen (panglima pemenggal kepala) yang hidup beranak pinak di Segiring. Nenek moyang mereka yang memperanakkan Supai Ma UpiSadani Ma Ngaji dan Santak Ma Batakng. Konon, dari keluarga inilah, selanjutnya menjadi cikal bakal orang Dayak Bakati’.



(Gambar 1.1. Rakyat Suku Dayak Bakati)


Dinamakan Dayak Bakati’ dikarenakan dari segi bahasa. Istilah Bakati’ terdiri dari dua kata, yaitu“ba”, sebuah awalan yang sepadan “ber-“ yang berarti “mempunyai”, dan “kati”, sebuah kata dasar yang berarti “tidak”. Dalam ucapan sehari-hari, perkataan “kati” sering muncul, sehingga dipakai untuk menyebut identitas penutur bahasa tersebut.




Bab II
Pembahasan


Kehidupan sehari-hari orang Dayak Bakati ' Rara dalam bertahan hidup, adalah dalam pola pertanian berladang, serta melakukan perburuan binatang ke hutan. Selain itu mereka juga menangkap ikan di sungai untuk menambah sumber makanan dan penghasilan. Orang Bakati’ di Kabupaten Bengkayang, sebagian di Sambas dan Lundu-Serawak (Malaysia), berasal dari kawasan Bukit Bawakng (Gunung Bawang). Bukit Bawakng ini terletak di perbatasan antara Kecamatan Samalantan dan Kecamatan Sungai Betung – Bengkayang. Bukit Bawakng ini disebut tanah asal-usul orang Bakati’.

Rumah Panjang tidak ada lagi dalam masyarakat adat suku Dayak Bakati, yang menjadi kebanggaan dan ciri khas suku Dayak Bakati serta menjadi gambaran keadaan sebuah kampung suku Dayak. Saat ini masyarakat suku Dayak Bakati tinggal di perkampungan yang terdiri dari rumah-rumah panggung, bahkan rumah berdinding semen, jendela kaca, bahkan sudah berhiaskan parabola. Perkampungan masyarakat suku Dayak Bakati', sepertinya telah menjalani proses gaya hidup modern.



(Gambar 2.1. Proses ritual Nyabangk)


Ritual yang populer dalam masyarakat Dayak Bakati' adalah ritual Nyabangk, yakni upacara adat menutup siklus tahun perladangan lama dan membuka tahun perladangan baru. Bagi masyarakat adat Dayak Bakati’  padi dan beras bukanlah semata-mata komoditas semata, melainkan berkat Jebata (Tuhan Sang Pencipta) yang harus disyukuri. Padi dan beras adalah sumber kehidupan masyarakat Dayak Bakati’. Seluruh proses produksi padi berada dalam campur tangan Jebata yang harus dipandang sebagai rangkaian perjalanan hidup. 

Urutan acara ritual produksi padi pada tradisi adat suku Dayak Bakati': 
-          matuk (meminta izin untuk menggarap ladang baru), 
-          numa (membersihkan belukar di areal ladang), 
-          nabet (menebang pohon), 
-          najak (memotong cabang pohon yang tumbang dijadikan hamparan), 
-          nyauk (mengeringkan pohon yang ditebang dan siap dibakar), 
-          ngeraih (membuat pembatas api di sekeliling ladang), 
-          natak (membakar), 
-          nyabiong (menempatkan semangat padi)
-          nyabangk (upacara adat tutup tahun sebagai suatu kronologis penting dalam siklus aktivitas perladangan hidup mereka).

Dalam pelaksanaan ritual ini, para tua-tua adat yang terdiri dari Amak Sabangk dan Amak Gandangkserta anggota masyarakat yang merayakanya memberi makan roh-roh Pemagen dengan sesaji yang terdiri dari: daging, darah, kepala, hati (anjing, babi, ayam), beras kuning, beras pulut, nasi panggang, lambang (lemang), dan lain-lain.

Salah satu benda misteri suku Dayak Bakati' adalah "Punggo", sebuah rumah kecil. Dalam Punggoini berisi sekitar tiga puluh tengkorak manusia yang disimpan dalam tiga keranjang di dalam Punggo. Tengkorak-tengkorak itu dikumpulkan oleh puak-puak Dayak Bakati’.


Mitologi Penciptaan Manusia Dayak Bakati
Dalam mitologi Dayak Bakati’, manusia tercipta dari tanah. Penciptaan manusia dilakukan oleh tujuh ekor binatang yang masing-masing mempunyai perannya sendiri. Ketujuh binatang itu adalah burung pagubmburung bangau, sejakan tukang penampa’sawa’ tibug (bengkarung), langkadu (kadal), sejangkao pangentetataan, dan seekor binatang lagi tidak disebutkan. Ketujuhnya melakukan proses penciptaan manusia pertama.
Setelah proses penciptaan selesai, manusia pertama ditempatkan di sebuah taman. Manusia pertama merasa sedih karena hidup sendirian. Ia pun menangis dan berlari kesana kemari hendak mencari teman di mana ia bisa bercengkerama. Manusia pertama diciptakan sebagai seorang pribadi dewasa, ia dinamai “Semula Jadi” oleh ketujuh pencipta tadi, yang artinya “manusia pertama”.
Pada suatu ketika “Semula Jadi” duduk termenung, melihat sepucuk rebung dari rumpun betung tersebut, tiba-tiba rebung itu pecah terbelah dan dari dalamnya muncul seorang anak perempuan. Lalu diambilnya anak perempuan itu dan diberinya nama “Sayo’ Nyando”, yang artinya “besar sehari”, karena sewaktu keluar dari rebung tersebut Sayo’ Nyando langsung menjadi orang dewasa.
Setelah dewasa, Semula Jadi dan Sayo’ Nyando dikawinkan (oleh penciptanya) dan hamil. Anaknya diberi nama “Mula Batampa’” yang berarti seorang anak putri sulung. Ketika menginjak dewasa, Mula Batampa’ hidup berdua dengan Semula Jadi.  Berdasarkan mitologi Dayak Bakati’ ini, manusia yang ada sekarang ini dipercayai berasal dari keturunan Mula Batampa’ dan Semula Jadi. Keturunan mereka ini berkembang menjadi suku bangsa yang banyak jumlahnya.





Religiositas Orang Bakati’
Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya disebut Nyabata (Yang Illahi). Religiositas orang Bakati’ berkaitan erat dengan pengalamannya terhadap Nyabata atau Yang Ilahi, dan pengharapannya akan kehidupan kekal di Sabayatn (dunia kebahagian atau surga). Nyabata secara umum dikenal sebagai roh-roh yang baik. Nyabata ini berbentuk ilah-ilah atau banyak Tuhan. Setiap sungai, gunung, hutan, dan bukit memiliki Nyabata tersendiri. Tetapi yang paling penting dan berperan penting dalam adat-istiadat Dayak Bakati’ adalah Nyabata Bawakng yang bersemayam di Gunung Bawakng. Hubungan manusia dengan Nyabata bawakng harus terjalin baik, seperti juga hubungan mereka dengan roh para leluhur. Adat-istiadat yang dilakukan oleh Bakati’. Contohnya untuk menyembuhkan orang sakit, taleno (manusia) memanggil Nyabata Bawakng (Yang Ilahi) dengan cara memukul bande (gong kecil) sebanyak tujuh kali serta mengucapkan mantra tertentu.
Sikap religius masyarakat Dayak Bakati’, yang mirip dengan Dayak pada umumnya berwujud padapengabdian panteon (tempat pemujaan) yang terdiri dari banyak sekali roh dan nenek moyang yang ajaib. Segala tindakan, perbuatan dan tingkah laku orang Dayak akan diarahkan kepada teladan nenek moyang. Sebab hanya perbuatan yang meniru teladan nenek moyang adalah perbuatan yang baik dan bermakna religius. Hal ini disebabkan oleh sikap taat kepada peraturan (adat) yang diberikan oleh nenek moyang.
Menurut pandangan suku Dayak Bakati’, Sabayatn adalah suatu keadaan dunia yang baru dan sama dengan keadaan dunia sekarang, hanya lebih indah dan sempurna. Di tempat itu manusia dibebaskan dari segala beban dan kesulitan hidup. Kehidupan di tempat ini penuh berkelimpahan, tanpa harus membanting tulang mencari nafkah. Segala kebutuhan terpenuhi. Para penghuninya selalu menikmati kebahagiaan pesta yang tidak berkesudahan. Karena hasil sawah dan ladang tidak lagi diganggu hama. Hutan memberikan hasil berlimpah, sungai-sungai penuh ikan. Jadi, gambarannya sama seperti di dunia sekarang, tetapi di tempat itu sudah bebas dari segala kesulitan. Semuanya hidup dalam keharmonisan. Sabayatn merupakan tempat tinggal Nyabata dan roh-roh leluhur yang telah bersatu dengan-Nya. Setiap manusia yang masuk ke dalamnya, hidupnya menyatu, dan berpartisipasi pada hidup yang ilahi (Nyabata).
Persekutuan antara orang-orang yang hidup disubayatn yang penuh antara mereka dengan Nyabata membentuk suatu persekutuan, yang dalam pemahaman tradisi Mate’ (suatu doa berupa mantra dalam ritual adat) disebut “Ndo’ Awa Pama Nyabata”. Bagi mereka yang masih hidup di dunia, Sabayatn merupakan tempat kerinduan yang abadi bagi manusia.
Orang Bakati’ meyakini bahwa penciptaan dunia beserta isinya ini adalah Nyabata, maka tidak mengherankan semua Dayak Bakati’ menyembahnya dengan segenap jiwa dan raga. Nyabata diperlakukan sangat istimewa/diagung-agungkan, terutama dalam setiap upacara adat, karena diyakini bahwa Nyabata lah yang menjadi sebab dan akibat segala yang terjadi di dunia. Misalnya ada orang sakit. Dayak Bakati’ meyakini bahwa hanya Nyabata lah yang bisa menyembuhkan karena Nyabata juga yang “memberi” sakit kepada setiap makhluk hidup. Bagi orang Dayak Bakati’, orang sakit disebabkan karena hubungannya/relasinya dengan Nyabata tidak harmonis. Nah, untuk mendapatkan kesembuhan maka orang tersebut harus memperbaiki relasinya dengan Nyabata. Berbagai cara untuk menghormati Nyabata ini. Selain upacara penyembuhan orang sakit, ada juga acara lainnya, misalnya syukuran atas kelahiran (mahung bana’), syukuran atas berhasilnya panen (ngutup pade), dan masih banyak lagi. Semuanya ini dengan satu tujuan, yaitu berterima kasih kepada Nyabata yang telah memberikannya.
Bab III

Penutup


Kesimpulan

  1. Suku Dayak Bakati' (Bekati'), tersebar di 7 kampung, yang berada di wilayah kabupaten Bengkayang dan kabupaten Sambas provinsi Kalimantan Barat.
  2. Istilah Bakati’ terdiri dari dua kata, yaitu “ba”, sebuah awalan yang sepadan “ber-“ yang berarti “mempunyai”, dan “kati”, sebuah kata dasar yang berarti “tidak”.
  3. Rumah Panjang semula dijadikan sebagai tempat tinggal oleh Sub Suku Dayak Bekati.
  4. Ritual Nyabangk, ialah upacara adat menutup siklus tahun perladangan lama dan membuka tahun perladangan baru
  5. Dalam mitologi Dayak Bakati’, manusia tercipta dari tanah. Penciptaan manusia dilakukan oleh tujuh ekor binatang.
  6. Dari segi religious Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya disebut Nyabata atau Yang Illahi.
  7. Menurut pandangan suku Dayak Bakati’, Sabayatn adalah suatu keadaan dunia yang baru dan sama dengan keadaan dunia sekarang, hanya lebih indah dan sempurna.



Daftar Pustaka



kebudayaan-dayak.org

joshuaproject.net

http:/www. /3.bp.blogspot.com/-GYbj nkdkQ/Tw5QwlNNM4I/AAAAAAAAADc/4LnanFgzUzA/s320/DAYAK+JAMAN+DULU.JPG

https://banuadayak.files.wordpress.com/2010/09/pic_4292.jpg

dan sumber lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

All About Big Data

Bank Latihan soal UU Algoritma & Pemrograman 2 Gunadarma

Merubah Warna Pada Object Video Tertentu Menggunakan Aplikasi Adobe After Effect