ILMU SOSIAL DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
ILMU SOSIAL DASAR
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
NAMA : MELTHA ALHIDAYA PUTRA
NPM : 56414585
KELAS : 1IA02
DOSEN : ANDI TENRISUKKI TENRIAJENG
FAKULTAS : TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN : TEKNIK
INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
TEKNIK INFORMATIKA
2014/2015
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas berkat dan limpahan
rahmatNya lah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah
makalah dengan judul "Manusia Sebagai Makhluk Sosial", yang menurut
kami dapat memberikan manfaat besar bagi kita untuk dipelajari terutama Untuk
Mahasiswa Gunadarma.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih
dahulu memohon maaf bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga ALLAH SWT memberkahi
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Aamiinn..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri.
Namun sejak awal kehidupannya dia sudah membutuhkan bantuan orang lain dalam
proses kelahirannya. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang
lain. Manusia apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya,
seperti hewan, maka dia tidak akan dapat hidup sendiri karena manusia tidak
dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri,
misalnya kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri pada Harimau,.
Manusia tanpa manusia pasti akan mati. Hal inilah yang mendasari bahwa manusia
merupakan makhluk sosial. Seperti yang telah kita ketahui, manusia pertama yang
ada di bumi yaitu Adam telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia
lain yaitu istrinya yang bernama Hawa.
Dari segi inilah dapat dikatakan manusia tidak
dapat hidup sendiri. Setiap individu pasti membutuhkan individu yang lain
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai upaya adaptasi dan
pemanfaatan lingkungan. Macam-macam kebutuhan hidup antara lain: kebutuhan
biologis, kebutuhan sosial manusia, dan kebutuhan psikologis. Untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan hidupnya maka terciptalah kelompok-kelompok sosial
(social group) di dalam kehidupan manusia ini, karena manusia tak mungkin hidup
sendiri. Kelompok sosial akan mengalami perkembangan dan perubahan.
Manusia disebut sebagai makhluk social artinya
manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk
kelompok. Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut jugadengan
zoon politicon.
Istilah manusia sebagi zoon politicon pertama
kali dikemukakan oleh Aristoteles yang artinya manusia sebagai insan politik
atau dalam istilah yang lebih populer manusia sebagi zoon politicon, mengandung
makna bahwa manusia memiliki kemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia
yang lain dalam suatu organisasi yang teratur, sistematis dan memiliki tujuan
yang jelas,seperti negara. Sebagai insan politik,manusia memiliki nilai-nilai
yang bisa dikembangkan untuk mempertahankan komunitasnya.
Argumen yang mendasari pernyataan ini adalah
bahwa manusia sebagaimana binatang,hidupnya suka mengelompok.Hanya saja antara
manusia dan binatang berbeda memiliki cara mengelompok yang berbeda, hewan
mengandalkan naluri, sedangkan manusia berkelompok dilakukan melalui proses
belajar dengan menggunakan akal pikirannya. Sifat berkelompok pada manusia
didasari pada kepemilikan kemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dan
kemampuan untuk saling bekerjasama. Selain itu juga adanya kepemilikan nilai
pada manusia untuk hidup bersama dalam kelompok,antara lain:
1.
Nilai kesatuan.
2.
Nilai solidaritas.
3.
Nilai kebersamaan.
4.
Nilaiberorganisasi.
Pengertian Manusia adalah makhluk yang selalu
berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan
dengan dirinya sendiri.Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan
simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas,
kecuali melalui medium kehidupan sosial. Esensi manusia sebagai makhluk sosial
pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah
kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam
kebersamaan.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial menurut para Ahli:
•
Menurut KBBI :
Makhluk sosial adalah manusia yang berhubungan
timbal balik dengan manusia lain.
•
Menurut Elly M. Setiadi :
Makhluk sosial adalah makhluk yang didalam
hidupnya tidak bias melepaskan diri dari pengaruh orang lain.
•
Menurut Dr. Johannes Garang :
Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan
tidak mampu hidup menyendiri.
•
Menurut Aristoteles :
Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang
berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu
sama lain
•
Menurut Liturgis :
Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling
berhubungan satu sama lain serta tidak dapat melepaskan diri dari hidup
bersama.
Manusia merupakan makluk individu dan
sekaligus sebagai makluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia selalu hidup
berkelompok dengan manusia yang lain. Perilaku berkelompok (kolektif) pada
dirimanusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti semut, lebah, burung
bangau, rusa, dan sebagainya, tetapi terdapat perbedaan yang esensial antara
perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektif pada binatang.
Kehidupan berkelompok (perilaku kolektif)
binatang bersifat naluri, artinya sudah pembawaan dari lahir, dengan demikian
sifatnya statis yang terbentuk sebagai bawaan dari lahir. Contoh bentuk
rumahlebah, sejak dahulu sampai sekarang tidak ada perubahan, demikianhalnya
dengan rumah semut dan hewan lainnya. Sebaliknya perilaku kolektif manusia
bersifat dinamis, berkembang, dan terjadi melalui proses belajar (learning
process).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan makhluk
sosial?
2. Tujuan manusia bersosialisasi dengan
manusia lain?
3. Adakah dasar-dasar struktur sosial?
4. Apa ciri – ciri makhluk soial beerta
aspeknya?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi manusia
bersosialisasi?
C. Tujuan
1. Menjelaskan arti makhluk sosial
2. Menjelaskan tentang tujuan manusia
bersosialisasi dengan manusia lain
3. Menjelaskan dasar-dasar sruktur sosial
4. Menjelaskan ciri – ciri makhluk social
beserta aspeknya
5. Menjelaskan faktor yang berpengaruh dalam
sosialisasi manusia
D. Manfaat
1. Penulis, sebagai wahana
penambahan pengetahuan dan konsep ke ilmuan khususnya tentang manusia sebagai
makhluk sosial.
2. Pembaca,
sebagai media informasi tentang manusia sebagai makhluk sosial.
E. Prosedur Makalah
Prosedur yang dilakukan oleh Penulis
yaitu dengan menggunakan metode:
(a)
Metode Observasi
Metode
observasi berarti pelaksana analisis jabatan mengamati secara langsung di
tempat bagaimana tugas pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya untuk di olahnya
menjadi informasi.
(b)
Metode Deskriptif
Metode ini menguraikan permasalahan
yang dibahas secara jelas dan konprehensif. Data tersebut diolah dengan teknis
analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data
tersebut dalam konteks tema makalah. Selain itu , penulis melakukan browsing
internet.
(c)
Metode Studi Referensi
Metode
ini dilakukan dengan menganalisis buku
catatan harian untuk mendapatkan informasi tentang suatu jabatan atau posisi.
(d)
Metode Perpustakaan
Metode yang
dilakukan dengan cara membaca buku dan melihat ulang kembali apa yang akan
digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Makhluk
Sosial
Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai
makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri
tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai individu, manusia dituntut untuk
dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri,
masyarakat dan kepada Sang Pencipta.
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial,
manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kelompok berdasarkan ikatan /
pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan
penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat
kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau
kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan serta
kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak
pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam
kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Manusia sebagai
makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari
manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun
dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain.
Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi
dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut
sebagai makhluk sosial.
Secara kodrat, manusia
merupakan makhluk monodualistis, artinya selain sebagai makhluk individu,
manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia
dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga tercipta sebuah
kehidupan yang damai. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensinya
kemanusiaannya. Seseorang memiliki sikap sosial apabila ia memperhatikan atau
berbuat baik terhadap orang lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap sosial merupakan beberapa
tindakan menuju kebaikan terhadap sesamanya. Selain itu, Manusia dikatakan
sebagai mahkluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi
dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan mencari kawan. Kebutuhan untuk
berteman dengan orang lain, sering kali didasarkan kepentingan dan persamaan
ciri.
B. Tujuan Manusia
Bersosialisasi dengan Manusia lain
Tujuan sosialisasi secara esensial (secara
pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan
untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya (Stephan
& Stephan, 1990).
Dalam konteks fisik, proses sosialisasi harus
dapat membekali manusia dengan kemampuan-kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologis dasar yang diperlukan untuk terus hidup dalam
lingkungan fisik mereka.
Dalam konteks sosial budaya, proses
sosialisasi harus dapat membantu manusia dengan pemahaman tentang sistem norma
dan peran yang dikembangkan dalam masyarakat.
Adapun tujuan pokok dari pada sosialisasi
(buku sari sosiologi) adalah :
1. Memberi ketrampilan yang dibutuhkan
seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif.
3. Membantu seseorang mengendalikan
fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan
kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
C. Dasar-dasar
Struktur Sosial
Dalam mengamati berbagai berbagai peranan
sosial, antropologi sosial biasanya menggunakan model tertentu dalam melakukan
pendekatannya. Antara lain melalui konsep integrasi sosial. Konsep ini melihat
bahwa terdapatnya hubungan dan saling mempengaruhi di antara tingkah laku
sosial, kekuatan dan kelemahan pada suatu unit system kekerabatan yang mana
semua itu berada dalam suatu bangunan sosial atau struktur sosial.
Struktur sosial biasanya meliputi dasar-dasar
keluarga, perkawinan, sistem kekerabatan, status dan peranan sosial,
stratifikasi sosial, himpunan yang berdasarkan kelompok usia dan keturunan,
organisasi sosial. Struktur sosial mencakup berbagai macam kelompok sosial,
termasuk di dalamnya pranata sosial atau sosial institution.
D. Karakteristik dan Aspek Manusia Sebagai
Makhluk Sosial
Ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling
tolong menolong, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap
sesamanya.Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis
dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh
masyarakat. Bila hal hal diatas dilanggar maka terjadilah yang dinamakan
penyimpangan sosial.
Manusiasebagaimakhluksosial elah berabad-abad
konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada
pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur
keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan.
2. Dorongan untuk mempertahankan diri.
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis.
4. Dorongan untuk berkumpul dengan lingkugan
sekitar.
5. Dorongan untuk menikmati alam sekitar.
Aspek yang dimiliki
manusia sebagai mahkluk sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial mempunyai tiga
aspek yaitu :
1) Aspek organik
Aspek organik ini yaitu manusia sebagai mahkluk sosial yang
memiliki fisik yang disebut jasmani. Organ tubuh mansuisa dari ujung rambut
hingga ujung kaki, hingga ia bisa di sebut manusia. Tidak di sebut binatang
atau tumbuhan yang juga merupakan ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi ini.
2) Aspek pisikologis
Aspek pisikologis di sini yakni unsur rohani yang terdapat dalam
diri manusia sebagai mahkluk sosial. Jiwa atau ruh yang menjadikan seseorang
manusia hidup dan memiliki ciri-ciri hidup. Mulai dari
bernafas,tumbuh,berkembang,dan dapat memiliki pemikiran-pemikiran yang sifatnya
abstrak. Termasuk memiliki perasaan terhadap segala sesuatu yang dialaminya.
3) Aspek sosial
Aspek sosial yang dimaksud yaitu adanya kebersamaan yang menjadi
bagian dari ciri manusia sebagai mahkluk sosial. Dalam kondisi atau situasi tertentu
manusia selalu melakukan hal secara bersama-sama, mereka melakukan hal tersebut
sematamata untuk mencapai suatu tujuan dalam menghasilkan suatu karya.
E. Faktor yang
Mempengaruhi Sosialisasi
Sosialisasi bekaitan erat dengan kepribadian.
Hal ini karena kepribadian terbentuk sebagai hasil sosialisasi individu
terhadap apa yang ada disekelilingnya seperti nilai, norma, kebiasaan,
adat-istiadat kebudayaan.
Ada lima faktor yang menjadi dasar
perkembangan kepribadian (sosialisasi) yaitu :
1. Sifat dasar, yaitu suatu sifat
dari keseluruan potensi yang diwariskan dari ayah dan ibunya.
2. Lingkungan prenatal, yaitu
lingkungan dimana dia sebelum lahir (ketika dia masih didalam rahim sang ibu.
Pada saat ini dia dapat pengaruh dari ibunya seperti jenis penyakit, gangguan
enduktrin yang bisa mengakibatkan gangguan mental, srtuktur tubuh seperti
cacat, kidal, dan sebagainya.
3. Perbedaan perorangan (individu),
yaitu bayi yang tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik dan berbeda
dengan individu-individu yang lain.
4. Lingkungan, yaitu kondisi
disekitar individu yang mempengaruhi rasa sosialisasinya yang meliputi :
lingkungan alam, lingkungan kebudayaan, lingkungan manusia lain dan masyarakat
disekitarnya.
5. Motivasi, yaitu kekuatan dari
dalam individu yang menggerakkannya untuk berbuat sesuatu.
F. Alasan Manusia
Dikatakan Makhluk Sosial
v
Ada
dorongan untuk berinteraksi.
v
Manusia
tunduk pada aturan norma sosial.
v
Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
v
Potensi
manusia akan benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah manusia.
Dalam
perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam
arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1. Penerimaan bentuk-bentuk
kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari
luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2. Penghematan tenaga dimana ini
adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga
dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara
efektif dan efisien.
Pada umumnya
hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga
terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas
bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi
untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas
bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
G. Fungsi dan Tugas
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Ø Manusia sebagai makhluk sosial
memiliki fungsi dan tugas yang harus diembannya. Baik dalam masyarakat maupun
kemasyarakatan, selain itu fungsi dan tugasnya dimasyarakat.
Ø Sebagai wadah yang memanusiakan
seorang pribadi manusia.
Ø Manusia sebagai makhluk sosial juga
mengemban tugas dan fungsi dalam keluarga sebagai lingkungam sosial terkecil.
Agar individu-individu menjadi satu anggota keluarga untuk menjadi manusia
sebagai makhluk sosial.
H. Kedudukan Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi
kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu
membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi,
berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa
sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat
manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan
kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam
perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling
membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan
manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial
merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling
membutuhkan.
Kesadaran
manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk
mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar”
dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat)
maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib
mengayomi individu.
I. Pengembangan
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam
kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan
untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia
adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan
kondisi yang interdependensi.
Di dalam kehidupan manusia
selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga
masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti
positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela
mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini
dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia
memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia
sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup
sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan
kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk
berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat
dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Tujuan sosialisasi secara esensial (secara
pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan
untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya
Struktur sosial biasanya meliputi dasar-dasar
keluarga, perkawinan, sistem kekerabatan, status dan peranan sosial,
stratifikasi sosial, himpunan yang berdasarkan kelompok usia dan keturunan,
organisasi sosial. Struktur sosial mencakup berbagai macam kelompok sosial,
termasuk di dalamnya pranata sosial atau sosial institution.
Ciri manusia sebagai makhluk sosial yakni
tolong-menolong antar sesama manusia, setia kawan dan toleransi serta simpati
dan empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu
masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan
kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat.
Ada lima faktor yang menjadi dasar
perkembangan kepribadian (sosialisasi) yaitu Sifat dasar, Lingkungan, Perbedaan
perorangan (individu), Lingkungan, Motivasi.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia
memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik
merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant
mengatakan, "Manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan".
Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti
yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil
penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa
pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial
berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan
jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani
Daftar Pustaka
http:melthacorp.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar