ILMU SOSIAL DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

ILMU SOSIAL DASAR
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


NAMA                  :         MELTHA ALHIDAYA PUTRA
NPM                     :         56414585
KELAS                :         1IA02
DOSEN               :         ANDI TENRISUKKI TENRIAJENG
FAKULTAS         :         TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN           :         TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS GUNADARMA
TEKNIK INFORMATIKA
2014/2015



  
Kata Pengantar

      Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada  ALLAH SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmatNya lah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Manusia Sebagai Makhluk Sosial", yang menurut kami dapat memberikan manfaat besar bagi kita untuk dipelajari terutama Untuk Mahasiswa Gunadarma.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu memohon maaf bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

      Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga  ALLAH SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Aamiinn..






  


BAB I 

PENDAHULUAN 


A. Latar Belakang 
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri. Namun sejak awal kehidupannya dia sudah membutuhkan bantuan orang lain dalam proses kelahirannya. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. Manusia apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya, seperti hewan, maka dia tidak akan dapat hidup sendiri karena manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri, misalnya kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri pada Harimau,. Manusia tanpa manusia pasti akan mati. Hal inilah yang mendasari bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Seperti yang telah kita ketahui, manusia pertama yang ada di bumi yaitu Adam telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia lain yaitu istrinya yang bernama Hawa. 
Dari segi inilah dapat dikatakan manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu pasti membutuhkan individu yang lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai upaya adaptasi dan pemanfaatan lingkungan. Macam-macam kebutuhan hidup antara lain: kebutuhan biologis, kebutuhan sosial manusia, dan kebutuhan psikologis. Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya maka terciptalah kelompok-kelompok sosial (social group) di dalam kehidupan manusia ini, karena manusia tak mungkin hidup sendiri. Kelompok sosial akan mengalami perkembangan dan perubahan. 
Manusia disebut sebagai makhluk social artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok. Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut jugadengan zoon politicon.
Istilah manusia sebagi zoon politicon pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles yang artinya manusia sebagai insan politik atau dalam istilah yang lebih populer manusia sebagi zoon politicon, mengandung makna bahwa manusia memiliki kemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalam suatu organisasi yang teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas,seperti negara. Sebagai insan politik,manusia memiliki nilai-nilai yang bisa dikembangkan untuk mempertahankan komunitasnya.
Argumen yang mendasari pernyataan ini adalah bahwa manusia sebagaimana binatang,hidupnya suka mengelompok.Hanya saja antara manusia dan binatang berbeda memiliki cara mengelompok yang berbeda, hewan mengandalkan naluri, sedangkan manusia berkelompok dilakukan melalui proses belajar dengan menggunakan akal pikirannya. Sifat berkelompok pada manusia didasari pada kepemilikan kemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dan kemampuan untuk saling bekerjasama. Selain itu juga adanya kepemilikan nilai pada manusia untuk hidup bersama dalam kelompok,antara lain:
1.    Nilai kesatuan.
2.    Nilai solidaritas.
3.    Nilai kebersamaan.
4.    Nilaiberorganisasi.
Pengertian Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial. Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.

Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial menurut para Ahli:
•   Menurut KBBI :
Makhluk sosial adalah manusia yang berhubungan timbal balik dengan manusia lain.
•   Menurut Elly M. Setiadi :
Makhluk sosial adalah makhluk yang didalam hidupnya tidak bias melepaskan diri dari pengaruh orang lain.

•   Menurut Dr. Johannes Garang :
Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.
•   Menurut Aristoteles :
Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain
•   Menurut Liturgis :
Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan satu sama lain serta tidak dapat melepaskan diri dari hidup bersama.
Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagai makluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia selalu hidup berkelompok dengan manusia yang lain. Perilaku berkelompok (kolektif) pada dirimanusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti semut, lebah, burung bangau, rusa, dan sebagainya, tetapi terdapat perbedaan yang esensial antara perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektif pada binatang.
Kehidupan berkelompok (perilaku kolektif) binatang bersifat naluri, artinya sudah pembawaan dari lahir, dengan demikian sifatnya statis yang terbentuk sebagai bawaan dari lahir. Contoh bentuk rumahlebah, sejak dahulu sampai sekarang tidak ada perubahan, demikianhalnya dengan rumah semut dan hewan lainnya. Sebaliknya perilaku kolektif manusia bersifat dinamis, berkembang, dan terjadi melalui proses belajar (learning process).







B. Rumusan Masalah 

1. Apa yang dimaksud dengan makhluk sosial? 
2. Tujuan manusia bersosialisasi dengan manusia lain? 
3. Adakah dasar-dasar struktur sosial? 
4. Apa ciri – ciri makhluk soial beerta aspeknya?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi manusia bersosialisasi?

C. Tujuan 

1. Menjelaskan arti makhluk sosial
2. Menjelaskan tentang tujuan manusia bersosialisasi dengan manusia lain 
3. Menjelaskan dasar-dasar sruktur sosial 
4. Menjelaskan ciri – ciri makhluk social beserta aspeknya
5. Menjelaskan faktor yang berpengaruh dalam sosialisasi manusia 

D. Manfaat

1.         Penulis, sebagai wahana penambahan pengetahuan dan konsep ke ilmuan khususnya tentang manusia sebagai makhluk sosial.
2.         Pembaca, sebagai media informasi tentang manusia sebagai makhluk sosial.

E. Prosedur Makalah

Prosedur yang dilakukan oleh Penulis yaitu dengan menggunakan metode:
(a)  Metode Observasi
Metode observasi berarti pelaksana analisis jabatan mengamati secara langsung di tempat bagaimana tugas pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya untuk di olahnya menjadi informasi.
(b)  Metode Deskriptif
Metode ini menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif. Data tersebut diolah dengan teknis analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah. Selain itu , penulis melakukan browsing internet.
 (c)  Metode Studi Referensi
Metode ini  dilakukan dengan menganalisis buku catatan harian untuk mendapatkan informasi tentang suatu jabatan atau posisi.
(d)  Metode Perpustakaan
Metode yang dilakukan dengan cara membaca buku dan melihat ulang kembali apa yang akan digunakan.






BAB II 

PEMBAHASAN 

A. Pengertian Makhluk Sosial 
Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai individu, manusia dituntut untuk dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Sang Pencipta. 
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru. 
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Secara kodrat, manusia merupakan makhluk monodualistis, artinya selain sebagai makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga tercipta sebuah kehidupan yang damai. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.

      Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensinya kemanusiaannya. Seseorang memiliki sikap sosial apabila ia memperhatikan atau berbuat baik terhadap orang lain.
      Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap sosial merupakan beberapa tindakan menuju kebaikan terhadap sesamanya. Selain itu, Manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan mencari kawan. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasarkan kepentingan dan persamaan ciri.

B. Tujuan Manusia Bersosialisasi dengan Manusia lain 
Tujuan sosialisasi secara esensial (secara pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya (Stephan & Stephan, 1990). 
Dalam konteks fisik, proses sosialisasi harus dapat membekali manusia dengan kemampuan-kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis dasar yang diperlukan untuk terus hidup dalam lingkungan fisik mereka. 
Dalam konteks sosial budaya, proses sosialisasi harus dapat membantu manusia dengan pemahaman tentang sistem norma dan peran yang dikembangkan dalam masyarakat. 
Adapun tujuan pokok dari pada sosialisasi (buku sari sosiologi) adalah :
1. Memberi ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat. 
2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif. 
3. Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. 
4. Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.

C. Dasar-dasar Struktur Sosial 
Dalam mengamati berbagai berbagai peranan sosial, antropologi sosial biasanya menggunakan model tertentu dalam melakukan pendekatannya. Antara lain melalui konsep integrasi sosial. Konsep ini melihat bahwa terdapatnya hubungan dan saling mempengaruhi di antara tingkah laku sosial, kekuatan dan kelemahan pada suatu unit system kekerabatan yang mana semua itu berada dalam suatu bangunan sosial atau struktur sosial.  
Struktur sosial biasanya meliputi dasar-dasar keluarga, perkawinan, sistem kekerabatan, status dan peranan sosial, stratifikasi sosial, himpunan yang berdasarkan kelompok usia dan keturunan, organisasi sosial. Struktur sosial mencakup berbagai macam kelompok sosial, termasuk di dalamnya pranata sosial atau sosial institution. 

D. Karakteristik dan Aspek Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya.Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat. Bila hal hal diatas dilanggar maka terjadilah yang dinamakan penyimpangan sosial.
Manusiasebagaimakhluksosial elah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan.
2. Dorongan untuk mempertahankan diri.
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis.
4. Dorongan untuk berkumpul dengan lingkugan sekitar.
5. Dorongan untuk menikmati alam sekitar.
Aspek yang dimiliki manusia sebagai mahkluk sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial mempunyai tiga aspek yaitu :

1)      Aspek organik
Aspek organik ini yaitu manusia sebagai mahkluk sosial yang memiliki fisik yang disebut jasmani. Organ tubuh mansuisa dari ujung rambut hingga ujung kaki, hingga ia bisa di sebut manusia. Tidak di sebut binatang atau tumbuhan yang juga merupakan ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi ini.
2)      Aspek pisikologis
Aspek pisikologis di sini yakni unsur rohani yang terdapat dalam diri manusia sebagai mahkluk sosial. Jiwa atau ruh yang menjadikan seseorang manusia hidup dan memiliki ciri-ciri hidup. Mulai dari bernafas,tumbuh,berkembang,dan dapat memiliki pemikiran-pemikiran yang sifatnya abstrak. Termasuk memiliki perasaan terhadap segala sesuatu yang dialaminya.
3)      Aspek sosial
Aspek sosial yang dimaksud yaitu adanya kebersamaan yang menjadi bagian dari ciri manusia sebagai mahkluk sosial. Dalam kondisi atau situasi tertentu manusia selalu melakukan hal secara bersama-sama, mereka melakukan hal tersebut sematamata untuk mencapai suatu tujuan dalam menghasilkan suatu karya.










E. Faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi 

Sosialisasi bekaitan erat dengan kepribadian. Hal ini karena kepribadian terbentuk sebagai hasil sosialisasi individu terhadap apa yang ada disekelilingnya seperti nilai, norma, kebiasaan, adat-istiadat kebudayaan. 
Ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian (sosialisasi) yaitu :
1. Sifat dasar, yaitu suatu sifat dari keseluruan potensi yang diwariskan dari ayah dan ibunya.
2. Lingkungan prenatal, yaitu lingkungan dimana dia sebelum lahir (ketika dia masih didalam rahim sang ibu. Pada saat ini dia dapat pengaruh dari ibunya seperti jenis penyakit, gangguan enduktrin yang bisa mengakibatkan gangguan mental, srtuktur tubuh seperti cacat, kidal, dan sebagainya.
3. Perbedaan perorangan (individu), yaitu bayi yang tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik dan berbeda dengan individu-individu yang lain.
4. Lingkungan, yaitu kondisi disekitar individu yang mempengaruhi rasa sosialisasinya yang meliputi : lingkungan alam, lingkungan kebudayaan, lingkungan manusia lain dan masyarakat disekitarnya.
5. Motivasi, yaitu kekuatan dari dalam individu yang menggerakkannya untuk berbuat sesuatu. 

F. Alasan Manusia Dikatakan Makhluk Sosial

v  Ada dorongan untuk berinteraksi.
v  Manusia tunduk pada aturan norma sosial.
v  Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
v  Potensi manusia akan benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah manusia.

Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1. Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.


G. Fungsi dan Tugas Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Ø  Manusia sebagai makhluk sosial memiliki fungsi dan tugas yang harus diembannya. Baik dalam masyarakat maupun kemasyarakatan, selain itu fungsi dan tugasnya dimasyarakat.

Ø  Sebagai wadah yang memanusiakan seorang pribadi manusia.

Ø  Manusia sebagai makhluk sosial juga mengemban tugas dan fungsi dalam keluarga sebagai lingkungam sosial terkecil. Agar individu-individu menjadi satu anggota keluarga untuk menjadi manusia sebagai makhluk sosial.


H. Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
            Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.

I. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi.
Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.






BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial. 
Tujuan sosialisasi secara esensial (secara pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya 
Struktur sosial biasanya meliputi dasar-dasar keluarga, perkawinan, sistem kekerabatan, status dan peranan sosial, stratifikasi sosial, himpunan yang berdasarkan kelompok usia dan keturunan, organisasi sosial. Struktur sosial mencakup berbagai macam kelompok sosial, termasuk di dalamnya pranata sosial atau sosial institution.
Ciri manusia sebagai makhluk sosial yakni tolong-menolong antar sesama manusia, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat.
Ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian (sosialisasi) yaitu Sifat dasar, Lingkungan, Perbedaan perorangan (individu), Lingkungan, Motivasi.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "Manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani

Daftar Pustaka

http:melthacorp.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

All About Big Data

Bank Latihan soal UU Algoritma & Pemrograman 2 Gunadarma

Merubah Warna Pada Object Video Tertentu Menggunakan Aplikasi Adobe After Effect